17 Juni 2011

Evolusi Manusia

Primata
Saya rangkum disini garis evolusi yang bermuara pada manusia. Harap dicatat bahwa ada banyak cabang-cabang besar yang sukses lainnya (terutama lemur, monyet Dunia Baru, dan monyet Dunia Lama) yang akan saya singgung sedikit. Juga lihat fossil hominid FAQ oleh Jim Foley untuk informasi lebih lengkap tentang fosil hominid.
GAP: “Pengelompokan modern dapat ditelusuri tanpa keraguan hingga masa awal Eocene” menurut Carroll (1988). Tapi sebelum itu, awal mula dari primata purba agak samar-samar. Ada sekelompok binatang-mirip-primata zaman Paleocene yang dinamakan “plesiadapids” yang mungkin merupakan nenek moyang primata, atau “sepupu” primata. (lihat Beard, in Szalay et al., 1993.)

• Palaechthon, Purgatorius (pertengahan Paleocene) – plesiadapid yang sangat primitif. Bagi mata moderen tidak terlihat seperti primata sama sekali, hanya bermuka runcing, mamalia purba kecil dengan gigi-gigi primitif, dan dilengkapi cakar dan bukan kuku. Tetapi menunjukkan tanda-tanda pertama gigi seperti-primata; kehilangan satu gigi seri dan satu geraham depan, dan memiliki geraham yang relatif tumpul dan kotak.
• Cantius (awal Eocene) – Satu dari primata sejati yang pertama (atau “primata dengan aspek modern”), lebih maju dari plesiadapid (lebih sedikit gigi, garis di belakang mata, tangan dan kaki untuk menggenggam) dan mulai menunjukkan adaptasi pada pohon seperti lemur.
• Pelycodus & spesies yang serupa (awal Eocene) – primata primitif mirip-lemur.

Tarsier, lemur, dan monyet Dunia Baru tercabang di masa Eocene. Garis Dunia Lama berlanjut sebagai berikut:

• Amphipithecus, Pondaungia (akhir Eocene, Burma) – Primata Dunia Lama yang amat purba dan hanya diketahui melalui pecahan-pecahan. Otak lebih besar, hidung lebih pendek, mata lebih ke depan (pertengahan antara mata plesiadapid dan mata kera modern).

GAP: Ini gap Oligocene yang disebutkan dalam skala waktu diatas. Hanya sedikit fosil primata yang diketemukan antara akhir Eocene dan awal Oligocene, dimana ada perubahan drastis dalam iklim global. Beberapa kelompok mamalia lain memiliki gap yang serupa.

• Parapithecus (awal Oligocene) – Terpisahnya Monyet OW (Old World – Dunia Lama) dari kera terjadi sekitar masa ini. Parapithecus mungkin berada di awal dari garis monyet OW. Dari sini monyet-monyet OW diteruskan melalui Oreopithecus (awal Miocene, Kenya) hingga kelompok monyet di masa Miocene dan Pliocene.
• Propliopithecus, Aegyptopithecus (awal Oligocene, Mesir) – Dari masa yang sama dengan Parapithecus, tetapi mungin terletak di awal garis kera. Karakter kera yang pertama (rahang yang dalam, 2 geraham depan, 5- gigi cusp, dll.).
• Aegyptopithecus (awal-pertengahan Oligocene, Mesir) – Anthropoid (kera/hominid) yang lebih muda dengan lebih banyak fitur kera. Merupakan pemakan buah, pelari/pemanjat, lebih besar, dengan otak yang lebih bundar dan muka lebih pendek.
• Proconsul africanus (awal Miocene, Kenya.) – Dimorphic secara seksual, pemakan buah, hidup di pohon secara quadruped (bergerak dengan empat kaki –ed) kemungkinan nenek moyang semua kera muda dan manusia. Memiliki mosaik fitur-fitur primitif seperti kera; siku, bahu dan kaki seperti kera; pergelangan tangan mirip monyet; tulang belakang lumbar mirip kera gibbon.
• Limnopithecus (awal Miocene, Africa) – Kera muda kemungkinan nenek moyang gibbon.
• Dryopithecus (pertengahan Miocene) – Kera muda kemungkinan nenek moyang kera besar dan manusia. Pada masa ini Afrika dan Asia terhubung melalui Arabia, dan kera-kera non-gibbon terbagi pada dua garis:

1. Sivapithecus (termasuk “Gigantopithecus” & “Ramapithecus”, pertengahan Miocene) – Bermigrasi ke Asia dan menjadi orangutan.
2. Kenyapithecus (pertengahan Miocene, sekitar 16 juta tahun yang lalu/Jy) – Tinggal di Afrika dan menurunkan kera besar Afrika dan manusia.


GAP: Tidak ditemukan fosil hominid atau kera dari Afrika antara 14 dan 4 Jy. Disayangkan karena data molekular menunjukkan bahwa pada masa inilah kera-kera besar Afrika (simpanse, gorila) tercabang dari hominid, sekitar 5-7 Jy. Gap ini mungkin merupakan salah satu kasus buruknya fosilisasi binatang hutan. Pada akhir gap kita mulai menemukan hominid tegak yang sangat mirip kera:

• Australopithecus ramidus (pertengahan Pliocene, 4.4 Jy) – Hominid purba (atau Simpanse purba?) yang baru ditemukan, setelah tercabang dari kera. Tidak begitu diketahui. Kemungkinan berjalan dengan dua kaki (bipedal) (hanya ditemukan tengkoraknya saja). Gigi mirip kera dan manusia; satu gigi bayinya sangat mirip simpanse. (White et al., 1994; Wood 1994)
• Australopithecus afarensis (akhir Pliocene, 3.9 Jy) – Fosil-fosil yang bagus (“Lucy”, dll.) harap dicatat bahwa ini bipedal penuh dan jelas merupakan hominid. Tetapi hominid yang sangat mirip kera; hanya empat kaki tingginya, masih memiliki otak sebesar kera yaitu 375-500 cc (akhirnya menjawab pertanyaan tentang mana yang lebih dulu, otak besar atau bipedal) dan memiliki gigi seperti kera. Garis keturunan ini akhirnya secara bertahap bercabang menjadi keturunan yang besar-berotot dan bergigi besar dan keturunan yang lebih ramping dan bergigi kecil. Keturunan yang besar (A.robustus, A.boisei) akhirnya punah.
• Australopithecus africanus (akhir Pliocene, 3.0 Jy) – Keturunan yang lebih ramping dari A. Afarensis. Tinggi sekitar 5 kaki dengan otak sedikit lebih besar (430-550 cc) dan gigi seri lebih kecil. Gigi secara gradual makin mirip gigi Homo. Homonid ini hampir merupakan bentuk sempurna pertengahan kera-manusia, dan sekarang cukup jelas bahwa australopethicus-australopethicus yang ramping ini yang akhirnya bermuara pada spesies Homo yang pertama.
• Homo Habilis (akhir Pliocene / awal Pleistocene, 2.5 Jy) – Berada pada batas antara australopethicus dengan manusia, sehingga kadang-kadang dikategorikan sebagai australopethicus. Tinggi sekitar 5 kaki, muka masih primitif tetapi lebih tidak menonjol ke depan, gigi geraham lebih kecil. Otak 500-800 cc, berada di irisan antara bagian bawah australopethicus dan bagian atas Homo erectus awal. Mungkin bisa berkata-kata sederhana? Mampu membuat alat-alat batu sangat sederhana.
• Homo erectus (termasuk “Manusia Jawa”, “Manusia Peking”, “Manusia Heidelberg”, Pleistocene., 1.8 Jy) – Terlihat lebih manusia sekarang dengan otak 775-1225 cc, tapi masih memiliki tulang alis tebal dan tidak memiliki dagu. Menyebar keluar dari Afrika dan melintasi Eropa dan Asia. Peralatan baik, mampu membuat api.
• Homo Sapiens purba (Pleistocene, 500,000 thn yl) – Manusia purba pertama ini merupakan pertengahan sempurna antara H.erectus dengan manusia modern, dengan otak 1200 cc dan tulang tengkorak lebih tipis dan gigi lebih kecil. Dalam masa 300,000 tahun, otak secara gradual membesar, gigi geraham makin mengecil, tulang tengkorak lebih bundar. Jelas keturunan dari H erectus, tapi masih diperdebatkan tentang dimana ini terjadi.
• Satu kelompok sempalan yang terkenal, Neandertal, berkembang di Eropa 125,000 tahun yang lalu. Mereka dianggap sebagai spesies yang sama dengan kita, tetapi dari subspesies yang berbeda, H. sapiens neandertalensis. Lebih berotot, dengan otak lebih besar yaitu 1450 cc, tulang alis yang jelas, dan bentuk kerongkongan yang berbeda (kemungkinan menghambat bahasa mereka?). Diketahui melakukan penguburan pada anggota mereka yang mati.
• H. sapiens sapiens (termasuk “Cro-magnon”; akhir Pleistocene., 40,000 thn yang lalu) – Semua manusia modern. Rata rata volume otak 1350 cc. Di Eropa, secara perlahan menggantikan posisi Neanderthal.

Diterjemahkan dari: http://www.talkorigins.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar